
Mayor Jenderal TNI Anm Soetojo Siswomihardjo lahir di Kebumen 28 April 1922. Setelah proklamasi kemerdekaan Soetojo bergabung dalam TKR sebagai anggota kepolisian dengan pangkat Letnan Dua. Di tahun 1946 Soetojo Siswomihardjo dipercaya menjadi ajudan Komandan Divisi V. Kolonel Gatot Subroto dan kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara. Pada kurun waktu 1948-1949 Soetojo Siswomihardjo menjadi Kepala Staf CPMD yang berkedudukan di Yogyakarta.
Tahun 1950 Soetojo menjadi Komandan Batalyon I CPM, kemudian berlanjut
menjadi Komandan Batalyon V CPM, tahun 1954 menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer (MBPM), menjadi perwira menengah SUAD-1. Pada tahun 1956 bertugas di Inggris sebagai Asisten Atase Militer. Sekembalinya di tanah air Soetojo menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Berlanjut antara tahun 1960-1964 menjadi Oditur Jenderal Inspektur Kehakiman Angkatan Darat.
Seperti halnya dengan Jenderal S Parman, Soetojo Siswomihardjo juga
menentang ide serta desakan PKI kepada Presiden Sukarno. mengenai pembentukan Angkatan Kelima.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 Mayjen TNI Siswondo Parman diculik oleh pasukan Resimen Cakrabirawa dibawah pimpinan Sersan Mayor Satar. dan Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo diculik dibawah pimpinan Sersan Mayor Surono, dibawa ke Lubang Buaya dengan disiksa, dibunuh dan jasadnya dimasukkan kedalam sumur tua. Jenazahnya kemudian berhasil ditemukan dan baru dapat diangkat pada tanggal
4 Oktober 1965. 5 Oktober 1965 jenazah almarhum Letjen TNl anumerta Siswondo Parman dan Mayjen TNI Soetojo Siswomihardjo dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata bersama 5 Pahlawan Revolusi lainnya